Sabtu, 21 November 2015

Ekonomi Syariah

Ekonomi Syariah
Ekonomi syariah merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang dilhami oleh nilai-nilai Islam. Ekonomi syariah atau sistem ekonomi koperasi berbeda dari kapitalisme, sosialisme, maupun negara kesejahteraan (Welfare State). Berbeda dari kapitalisme karena Islam menentang eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yang miskin, dan melarang penumpukan kekayaan. Selain itu, ekonomi dalam kaca mata Islam merupakan tuntutan kehidupan sekaligus anjuran yang memiliki dimensi ibadah yang teraplikasi dalam etika dan moral.
A.    Perbedaan ekonomi syariah dengan ekonomi konvensional
Krisis ekonomi yang sering terjadi ditengarai adalah ulah sistem ekonomi konvensional, yang mengedepankan sistem bunga sebagai instrumen profitnya. Berbeda dengan apa yang ditawarkan sistem ekonomi syariah, dengan instrumen profitnya, yaitu sistem bagi hasil.
Sistem ekonomi syariah sangat berbeda dengan ekonomi kapitalis, sosialis maupun komunis. Ekonomi syariah bukan pula berada di tengah-tengah ketiga sistem ekonomi itu. Sangat bertolak belakang dengan kapitalis yang lebih bersifat individual, sosialis yang memberikan hampir semua tanggung jawab kepada warganya serta komunis yang ekstrim, ekonomi Islam menetapkan bentuk perdagangan serta perkhidmatan yang boleh dan tidak boleh di transaksikan. Ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, memberikan rasa adil, kebersamaan dan kekeluargaan serta mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha.
B.     Ciri khas ekonomi syariah
Tidak banyak yang dikemukakan dalam Al Qur'an, dan hanya prinsip-prinsip yang mendasar saja. Karena alasan-alasan yang sangat tepat, Al Qur'an dan Sunnah banyak sekali membahas tentang bagaimana seharusnya kaum Muslim berprilaku sebagai produsen, konsumen dan pemilik modal, tetapi hanya sedikit tentang sistem ekonomi. Sebagaimana diungkapkan dalam pembahasan diatas, ekonomi dalam Islam harus mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku usaha. Selain itu, ekonomi syariah menekankan empat sifat, antara lain:
1.      Kesatuan (unity)
2.      Keseimbangan (equilibrium)
3.      Kebebasan (free will)
4.      Tanggung jawab (responsibility)
Manusia sebagai wakil (khalifah) Tuhan di dunia tidak mungkin bersifat individualistik, karena semua (kekayaan) yang ada di bumi adalah milik Allah semata, dan manusia adalah kepercayaan-Nya di bumi. Di dalam menjalankan kegiatan ekonominya, Islam sangat mengharamkan kegiatan riba, yang dari segi bahasa berarti "kelebihan". Dalam Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 275 disebutkan bahwa Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
C.     Tujuan Ekonomi Islam
Ekonomi Islam mempunyai tujuan untuk memberikan keselarasan bagi kehidupan di dunia. Nilai Islam bukan semata-semata hanya untuk kehidupan muslim saja, tetapi seluruh mahluk hidup di muka bumi. Esensi proses Ekonomi Islam adalah pemenuhan kebutuhan manusia yang berlandaskan nilai-nilai Islam guna mencapai pada tujuan agama (falah). Ekonomi Islam menjadi rahmat seluruh alam, yang tidak terbatas oleh ekonomi, sosial, budaya dan politik dari bangsa. Ekonomi Islam mampu menangkap nilai fenomena masyarakat sehingga dalam perjalanannya tanpa meninggalkan sumber hukum teori ekonomi Islam, bisa berubah.
D.    Potensi Ekonomi Syariah di Indonesia
Organisasi masyarakat di bidang ekonomi syariah, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) menilai pada 2015 ekonomi syariah akan tumbuh lebih baik daripada tahun ini. Hal ini menyesuaikan dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi secara nasional yang juga diperkirakan akan membaik di sekitar 5,5%. Beberapa perkiraan industri terkait ekonomi syariah seperti perbankan syariah dan asuransi syariah mendukungnya. Pertumbuhan perbankan syariah yang diperkirakan akan mencapai pangsa pasarnya antara 5-6%. Industri asuransi syariah Indonesia yang kini memegang posisi keempat dunia akan tumbuh sebesar 20% pada 2015. Menurut MES (Masyarakat ekonomi Syariah) pertumbuhan ekonomi Syariah pada tahun 2015 akan lebih baik.


Jumat, 06 November 2015

Ayah


Betapa saya sangat mencintai dan menyayangi sosok seorang ayah. Ayah yang rela berkerja keras, membanting tulang demi menghidupi keluarga. Kadang saya berpikir, kapan saya dapat membalas semua yang telah beliau lakukan kepda saya, namun saya sadar sampai kapanpun saya tidak dapat membalas semua itu. Namun saya percaya, satu hal yang dapat saya lakukan untuk membalas keringat yang beliau cucurkan untuk saya adalah dengan belajar dengan baik sehingga saya dapat lulus tepat waktu dan title dibelakang nama saya akan menggambarkan cucuran keringat beliau, saya yakin itu dapat membalas semua yang telah ayah saya berikan kepada saya.
Seringkali saya merasa sedih apabila melihat ayah dengan wajah yang lelah sehabis pulang kerja, namun ayah tidak pernah menceritakan betapa lelahnya dia, dia selalu menebarkan senyuman dan berbagi cerita yang manis. Yang lebih membuat saya sedih, apabila saya harus pulang malam karena kesibukan kuliah saya, dan ayah mengatakan “kasian anak saya, kuliahnya pulang malam” dengan wajah yang sarat kekhawatiran dia mengatakan seperti itu. Saya berpikir, tidak seharusnya ayah mengatakan itu, karena saya kuliah hingga malam untuk menimba ilmu dan untuk masa depan saya kelak. Tidak seperti ayah saya, pulang malam karena bekerja dan tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi untuk keluarga.
Setiap pagi, ketika saya ingin berangkat kuliah saya selalu berpamitan dengan orangtua saya. Ayah saya selalu mencium kening saya ketika saya berpamitan dan disetiap ciuman yang beliau berikan kepada saya, dalam hati saya selalu menyelipkan janji kepada Tuhan bahwa saya akan memberikan kebahagiaan kepada orangtua saya dihari tuanya kelak.

Demiakianlah cerita saya, cerita yang memotivasi saya ketika pagi saya malas bangun untuk kuliah, ketika saya malas untuk belajar, ketika saya malas untuk mengerjakan tugas, saya mengingat jerih payah orangtua saya, terutama ayah saya yang mencari nafkah untuk saya. Saya selalu terbayang akan wajah khawatirnya, wajah ketika ia mencium saya, wajah yang selalu membuat saya termotivasi untuk bertanggung jawab, melakukan yang terbaik yang dapat saya lakukan untuk orangtua saya, untuk ayah tercinta.